MENTERI LHK PANTAU KARHUTLA DI OKI

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya memantau langsung kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ke Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 12/11/2023. Ia menyebutkan pemadaman karhutla di Desa Jungkal sudah dilakukan oleh Manggala Agni selama 68 hari.

Ia mengungkapkan kebakaran di OKI menjadi berbahaya karena jika tidak dijaga asapnya bisa sampai Singapura. Sering sekali ketika asap kebakaran gambut tercium sampai di Riau dan Jambi padahal disana tidak terjadi karhutla. Kita harus menjaga agar kejadian karhutla di Sumatera Selatan tidak menyebar sampai ke Singapura.

“Sumatera Selatan memiliki wilayah gambut yang luas, yang terbakar ini adalah wilayah konsesi yang terbakar, pailit, dan sedang di proses. Sehingga hal ini harus kita ambil langkah dan tidak bisa dibiarkan terbakar begitu saja,” jelas Siti Nurbaya.

Selain itu, Siti Nurbaya juga menyebutkan bahwa harus ada pengamanan lebih lanjut. Tidak boleh hanya melakukan pemadaman karhutla. Harus ada aspek tata kelola lahan yang dilaksanakan. Siti menambahkan, ada tiga aspek dalam pengendalian karhutla yang telah kita laksanakan sesuai dengan arahan presiden. 

Tiga aspek yang disebutkan Siti Nurbaya dilakukan dengan melakukan analisis iklim dan langkah dengan memantau pergerakan cuaca lalu dikembangkan dalam analisis wilayah di lokasi rawan karhutla untuk menentukan lokasi operasi modifikasi cuaca alias hujan buatan.

Kedua, melakukan pengendalian operasional melalui satgas terpadu yang melibatkan KLHK, BNPB, BPPT, BMKG, TNI, Polri, Kemendagri, pemerintah daerah serta komunitas masyarakat setempat. Tugas dari satgas ini adalah menggelar deteksi dini serta melakukan kesiapan pemadaman di darat dan udara. Termasuk di dalamnya adalah melakukan sosialisasi dan penegakan hukum.

Upaya ketiga adalah melalui pengelolaan landscape atau peruntukan lahan. Melakukan pembinaan kepada pemilik konsesi lahan dan bisnis kehutanan. Di dalamnya juga termasuk merangkul pertanian tradisional yang kerap melakukan pembakaran saat membuka lahan atau pasca panen.

Selain itu, Siti Nurbaya juga mengungkapkan solidnya koordinasi dan kerja lapangan yang dilakukan oleh Manggala Agni bersama dengan TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan melalui BPBD Provinsi Sumatera Selatan. 

Manggala Agni sudah berjuang memadamkan api sejak awal September 2023, membangun tenda untuk fokus melakukan pemadaman. Dari total 109.000 hektare hutan dan lahan terbakar di Sumsel sepanjang Januari-Oktober 2023, kejadian terparah ada di Desa Jungkal. Operasi pemadaman sudah dimulai sejak 9 September 2023. Namun, kebakaran tetap meluas hingga 6.000 hektare. Kebakaran di lokasi ini menyumbang polusi asap terbesar di Sumsel, terutama ke Palembang dan sekitarnya. Bahkan, asap mencapai provinsi tetangga, seperti Jambi dan Riau.

Di sela-sela kunjungannya ke Jungkal, Siti Nurbaya juga memberikan motivasi kepada Manggala Agni yang sedang memadamkan untuk tetap semangat menuntaskan pemadaman di Desa Jungkal. Ia juga mengingatkan agar Manggala Agni tetap bersiap mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Jabatan Fungsional Manggala Agni. Ia menyebut bahwa pekerjaan Manggala Agni adalah profesi yang mulia. Banyak pihak di Indonesia telah melihat bagaimana kinerja Manggala Agni dalam pengendalian karhutla. 

Seperti bulan lalu bagaimana profesionalitas Manggala Agni dalam membantu menangani kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kota Tangerang sangat diapresiasi banyak pihak, khususnya oleh Pemerintah Kota Tangerang 

Pada kesempatan itu, Siti juga meminta kepada anggota Manggala Agni agar mempersiapkan dengan baik dalam menghadapi tes penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk Jabatan Fungsional Manggala Agni mendatang. "Belajarlah dengan serius, kita akan kawal sebaik-baiknya.

Secara teknis, karhutla di Desa Jungkal terbilang sulit diatasi. Kondisinya berupa lahan gambut dalam, rata-rata 6 meter. Semakin sulit karena sumber air untuk pemadaman minim. Angin kencang juga berubah-ubah arah. Hujan dengan intensitas tinggi dan merata belum juga turun. (PKHL)