DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
FOAM
Produk busa diproduksi dengan bahan kimia peniup yang mengembang matriks plastik sebelum mengeras. Jenis dan jumlah bahan peniup yang digunakan, serta kondisi pemrosesan yang diterapkan, menentukan kepadatan akhir busa yang dihasilkan. Karena hidroklorofluorokarbon (HCFC) umumnya digunakan sebagai bahan peniup, pembuatan busa merupakan sektor konsumsi terbesar kedua di seluruh dunia untuk zat-zat tersebut. Aplikasi utama bahan peniup HCFC adalah pada busa poliuretan kaku (PU) yang digunakan pada panel sandwich, insulasi pipa dan peralatan, pada busa semprot dan pada busa polistirena ekstrusi (XPS). Formulasi bahan peniup umum yang ditemukan di negara-negara berkembang menggunakan poliol pracampuran yang mengandung HCFC yang diimpor dari negara lain.
HCFC sedang dihapuskan secara bertahap berdasarkan Protokol Montreal. Dengan bantuan dari Dana Multilateral, negara-negara berkembang didorong melalui Rencana Pengelolaan Penghapusan Bertahap HCFC (HPMP) mereka untuk memprioritaskan penghapusan bertahap zat-zat dengan potensi penipisan ozon (ODP) yang tinggi terlebih dahulu. Zat-zat dengan ODP tinggi tersebut terutama digunakan di sektor busa. Transisi ke agen peniup non-HCFC memerlukan adopsi teknologi alternatif oleh industri, bersama dengan pengembangan kebijakan yang sesuai, sistem perizinan dan kuota, serta pengendalian impor poliol pra-campuran.
Berbagai alternatif untuk HCFC tersedia, termasuk teknologi hidrokarbon, formulasi yang ditiup dengan air yang dimodifikasi, karbon dioksida superkritis, metil format, metilal, HFO, dan HFC dengan GWP tinggi. Pemilihan teknologi alternatif yang paling tepat memerlukan pertimbangan banyak faktor termasuk daya saing jangka panjang, keamanan, biaya, pelatihan, dan ketersediaan.
SUMBER : UNEP