DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
PERTEMUAN AWG-FCC KE-20, INDONESIA TEKANKAN PERANAN HUTAN DALAM ATASI PERUBAHAN IKLIM
JAKARTA (DIT MS2R) - Perwakilan negara ASEAN duduk dan berdiskusi bersama dalam Pertemuan ke-20 Kelompok Kerja ASEAN mengenai Hutan dan Perubahan Iklim (20th Meeting of the ASEAN Working Group on Forest and Climate Change/ AWG-FCC) yang diselenggarakan secara Virtual (daring) di Jakarta (16/05). Pertemuan tersebut dipimpin oleh Malaysia dan dibuka oleh Direktur Mobilisasi dan Sumberdaya Sektoral dan Regional (MS2R) Dr. Wahyu Marjaka, M.Eng, sebagai wakil Lead Country of AWG-FCC.
AWG-FCC mempunyai peranan dalam memberikan rekomendasi terkait kehutanan dan perubahan iklim khususnya terkait upaya untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan strategi adaptasi serta mitigasi perubahan iklim melalui sektor kehutanan.
Dalam sambutannya, Wahyu menyampaikan bahwa AWG-FCC berperan sebagai wadah antar negara ASEAN untuk berbagi praktek terbaik pengurangan emisi GRK dan mempererat kerja sama dalam isu-isu terkait hutan dan perubahan iklim.
“Kita perlu bersinergi untuk mencapai target regional yang dituangkan dalam Rencana Aksi Kerja Sama bidang Kehutanan dan Perubahan Iklim dan juga komitmen global di bawah Persetujuan Paris dan REDD+”, terang Wahyu
Empat puluh lima persen dari hutan dunia berada di daerah tropis dan hutan memiliki peranan penting dalam meregulasi iklim regional dan global, menyerap karbon, sumber keanekaragaman hayati, jasa lingkungan, sumber penghidupan sekaligus memiliki peranan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Lebih lanjut lagi, Asia Tenggara merupakan rumah dari 15% hutan tropis di dunia, sehingga ASEAN memiliki peranan penting secara global dalam mengatasi dampak perubahan iklim melalui sektor kehutanan.
“Namun, hutan juga terdampak oleh dampak perubahan iklim seperti kekeringan, gelombang panas, kebakaran hutan dan lahan yang dapat meningkatkan kematian, menghambat pertumbuhan pohon, merubah struktur dan komposisi spesies”, jelas Wahyu.
“Mengingat situasi tersebut, maka pertemuan kali ini penting untuk merumuskan rencana yang akan kita buat dalam mengatasi situasi tersebut sekaligus mengidentifikasi secara bersama-sama pandangan umum dan pengetahuan mengenai proses negosiasi dalam isu kehutanan dan perubahan iklim”, lanjut Wahyu.
“Terakhir, kami ingin mengingatkan bahwa tantangan dalam mengatasi perubahan iklim makin dinamis dan kompleks dibandingkan sebelumnya. Sehingga, kita harus bekerja sama menangani isu tersebut secara menyeluruh dalam semangat persahabatan dan kerja sama di ASEAN”, tutup Wahyu.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu hari penuh tersebut, delegasi akan membahas inisiatif masing-masing negara ASEAN dalam kehutanan dan perubahan iklim, rencana aksi dan Kerja sama terkait kehutanan dan perubahan iklim, update dari KTT Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke-28 dan persiapan COP-29 serta presentasi dari beberapa mitra kerja sama ASEAN.
-oOo-
Penulis: JDC
Dokumentasi: IM